TAREK PUKAT ACEH: BENTUK EKSPRESI KEHIDUPAN MASYARAKAT PESISIR ACEH DAN UPAYA PEWARISANYA DI TK NEGERI 5 BANDA ACEH

Fitriani Fitriani, Riza Oktariana, Liza Fidiawati

Abstract


Tari Tarek pukat diciptkan oleh Yuslizar pada tahun 1958 awalnya tarian ini diciptakan dalam rangka memeriahkan semangat masyarakat Aceh  dalam kongeres pemuda Aceh yang harus bangga dalam kesuburan di tanah  Aceh. Tari Tarek pukat diwariskan melalui pembelajaran di TK Negeri 5 Banda Aceh yang berada di pesisir Pantai Alue Naga. Tarian ini menceritakan tentang bagaimana kehidupan rakyat Aceh yang tinggal di pesisir pantai. Tarian tarek pukat biasanya di tarikan oleh 5 sampai 9 orang wanita, dan 4 atau 5 orang laki-laki. Berdasarkan keterangan tersebut, tujuan penelitian ini mengkaji ekspresi masyarakat pesisir Aceh sebagai media pembelajaran tari Tarek Pukat. Metode yang digunakan adalah kualitatif. Lokasi penelitian di TK Negeri 5 Banda Aceh Jl. Tengku Meurah Tibang Kecamatan Syiah Kuala Kota Banda Aceh. Teknik pengumpulan data yang digunakan observasi, wawancara, dan studi dokumen. Teknik keabsahan data menggunakan triangulasi sumber. Teknik analisis data yang digunakan adalah deskriptif analisis. Hasil penelitian bahwa tari Tarek Pukat melalui gerak dan properti, yaitu, peuget pukat, tarek pukat,kayoeh,ikat taloe,pasoe engkot lam raga, puwoe engkot sebagai ekspresi masyarakat pesisir Aceh yang terdapat dalam kehidupan masyarakat pesisir Aceh . Berdasarkan hal yang tersebut, maka dapat dikatakan bahwa tari Tarek Pukat ini dapat membentuk karakter sosial berkerja sama, bersemangat optimis, konsisten dan loyal.

Kata Kunci: Tarek Pukat, Ekspresi mayarakat Aceh

The Tarek Pukat dance was created by Yuslizar in 1958. Initially this dance was created in order to enliven the spirit of the Acehnese people in the Acehnese youth congress who must be proud of fertility in the land of Aceh.The Tarek trawl dance was inherited through learning at the Banda Aceh 5 State Kindergarten which is on the coast of Alue Naga Beach. This dance tells about how the lives of the Acehnese people who live on the coast. The tarek trawl dance is usually danced by 5 to 9 women, and 4 or 5 men. Based on this information, the purpose of this research is to examine the expression of Acehnese coastal communities as learning media for the Tarek Pukat dance. The method used is qualitative. The research location is in TK Negeri 5 Banda Aceh Jl. Tengku Meurah Tibang, Syiah Kuala District, Banda Aceh City. Data collection techniques used were observation, interviews, and document studies. The data validation technique uses source triangulation. The data analysis technique used is descriptive analysis. The results of the study show that the Tarek Pukat dance through motion and properties, namely, peuget pukat, tarek pukat, kayoeh, tie taloe, pasoe engkot lamraga, puwoe engkot as an expression of the Acehnese coastal community found in the life of the Acehnese coastal community. Based on this, it can be said that the Tarek Pukat dance can form the social character of working together, optimistic, consistent and loyal.

Keywords: Tarek Pukat, Expression of the people of Aceh

 

Full Text:

PDF

References


Aini, I. Q. (2016). NILAI-NILAI PENDIDIKAN ISLAM YANG TERKANDUNG DALAM TARI RATÉB. Jurnal Ilmiah DIDAKTIKA, 17(1), 118–137.

Basri, N. (2017). Catharsis : Journal of Arts Education Likok Pulo Aceh Dance as A Educational Media of Religious Values for Acehnese in Pulo Aceh. Catharsis: Journal of Arts Education Http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/catharsis Likok, 6(2), 144–152.

buletin. (2014). Haba keanekaragaman kesenian tradisional Aceh. (B. A. balai pelestarian nilai Budaya, Ed.).

dinas kebudayaan buletin. (2015). Haba dunia maritim dalam perspektif sejarah dan budaya Aceh. (B. A. balai pelestarian nilai Budaya, Ed.).

Hartati, T. (2010). Jurnal llmiah FKIP Univ. Ilmiah FKIP Universitas Syiah Kuala, 11 nomor 2.

harun, mohd. (2009). memahami orang Aceh.

Heri Purwanto. (2007). Strategi hidup masyarakat nelayan. (Y. LKis, Ed.).

kodiran. (2004). PEWARISAN BUDAYA, 16(1), 10–16.

Lailisma Sofiyati. (2004). Tari tarian di provinsi Aceh darusslam. (Banda Aceh: sanggar tari cut nyak dhien meuligoe nanggroe Aceh darussalam., Ed.).

Murni, E. S., Rohidi, T. R., & Artikel, I. (2017). Catharsis : Journal of Arts Education TOPENG SENI BARONGAN DI KENDAYAKAN TEGAL :, 5(2), 149–158.

pemerintah kota banda Aceh. (2008). Seni Tari Aceh.

Restela, R., & Narawati, T. (2017). Tari Rampoe sebagai Cerminan Karakteristik Masyarakat Aceh. Panggung, 27 no 2(229).

Rohidi, T. R. (2011). Metode Penelitian Seni.

Sofiana Fitri. (2009). seni Budaya.

Syamsuddin Daud, dkk. (2010). Meulaot(adat menangkap ikan dilaut).

Triyanto. (2015). Perkeramikan mayong lor jepara: hasil enkulturasi dalam keluarga komunitas perajin. Imajinasi Seni, IX(1), 1–12.

Z.H. Idris. (1993). Peralatan Hiburan dan Kesenian tradisional propinsi daerah Istimewa Aceh.




DOI: https://doi.org/10.33143/jes.v9i1.3056

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


e-ISSN: 2615-5338
p-ISSN: 2442-4706

PRINCIPAL CONTACT

Direktorat Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (DPPM)
Universitas Ubudiyah Indonesia - Jl. Alue Naga Desa Tibang, Banda Aceh 23114, Indonesia
Phone: 0651-7555566
Fax: 0651-7555566
Email: dppm@uui.ac.id


This journal indexed by

Google SchoolarPortal Garuda