EKSISTENSI BUDAYA SENI TUTUR ACEH DALAM PERKEMBANGAN TEKNOLOGI MEDIA; STUDI TERHADAP TRADISI SEUMAPA SEUENG SAMLAKOE DI KABUPATEN ACEH BESAR

Arismunandar Arismunandar, Benny Andiko

Abstract


Kemajuan teknologi tersebut, manusia dituntut untuk mampu secara efektif dan kritis menggunakan serta beradaptasi dengan berbagai kebaharuan yang muncul. Kemajuan teknologi dan informasi saat ini telah membawa perubahan yang positif bagi kehidupan manusia. Namun di saat yang sama, dampak negativ juga muncul sehingga menjadi tantangan baru di berbagai bidang kehidupan manusia, yaitu politik, ekonomi, sosial budaya, dan sebagainya. Dibidang budaya, perubahan dan tantangan sangat terasa terjadi pada tradisi masyarakat yang telah muncul jauh sebelum perkembangan teknologi dan media itu terjadi. Terutama sekali dibidang seni tutur yang lahir dari masa ketika masyarakat belum menganal aksara. Pada masyarakat telah memiliki banyak altenatif hiburan yang dapat diperoleh di mana saja dan kapan saja, maka salah satunya fungsi, mulai berkurang bahkan menghilang. Akibatnya, satu persatu dari seni tutur itu hilang dari masyarakat. Eksistensi dalam budaya Aceh yang merupakan keanekaragaman tradisi yang berkaitan dengan seni tutur Aceh dalam bentuk kesenian yang disajikan dengan menggunakan lisan, seperti seumapa, hikayat, nazam. Pengumpulan data juga dilakukan dengan teknik wawancara. Grup Seumapa Seueng Samlakoe serta penonton dan pecandu pertunjukan Seumapa Seueng Samlakoe adalah narasumber-narasumber yang dipilih. Wawancara pun dilakukan seara terbuka dan dapat diarahkan sesuai dengan kondisi di lapangan ketika wawancara berlangsung. Selain itu, pengumpulan data juga dilengkapi dengan penelusuran kepustakaan yang berhubungan dengan tradisi Seumapa Seueng Samlakoe serta perkembangannya. Tahapan penelitian selanjutnya adalah analisis terhadapa data yang diperoleh dari grup Seumapa Seueng Samlakoe. Berdasarkan hasil pemaparan diatas, maka penulis dapat menyimpulkan bahwa, eksistensi seumapa semakin berkurang dalam pelaksanaan upacara adat perkawinan di kabupaten Aceh Besar disebabkan faktor, kurangnya pemahaman masyarakat terhadap tradisi seumapa. Berkurangnya kepedulian pemerintah dan masyarakat ingin melakukan segala sesuatu secara praktis tanpa memakan waktu lama dalam pelaksanaan suatu tradisi. Keterbatasan para pelaku tradisi seumapa yang sudah lanjut usia sehingga tidak mampu melakukan seumapa.

Kata Kunci: Eksistensi Budaya Seni Tutur Aceh, Perkembangan Teknologi Media dan Tradisi Seumapa Seueng Samlakoe

With these technological advancements, humans are required to be able to effectively and critically use and adapt to the various novelties that emerge. Advances in technology and information today have brought positive changes to human life. However, at the same time, negative impacts have also emerged that have become new challenges in various fields of human life, namely politics, economics, socio-culture, and so on. In the field of culture, changes and challenges are felt in the traditions of society that have emerged long before the development of technology and media. Especially in the field of speech art which was born from a time when people did not yet know the script. Society already has many entertainment alternatives that can be obtained anywhere and anytime, then one of the functions begins to decrease and even disappear. As a result, one by one the art of speech disappeared from society. Existence in Acehnese culture which is a diversity of traditions related to Acehnese speech art in the form of art that is presented using orally, such as seumapa, saga, nazam. Data collection was also carried out using interview techniques. The Seumapa Seueng Samlakoe group as well as the audience and fans of the Seumapa Seueng Samlakoe performance were the selected sources. Interviews are also conducted openly and can be directed according to conditions in the field when the interview takes place. In addition, data collection is also equipped with literature searches related to the Seumapa Seueng Samlakoe tradition and its development. The next stage of research is analysis of data obtained from the Seumapa Seueng Samlakoe group. Based on the results of the explanation above, the writer can conclude that the existence of seumapa is decreasing in the implementation of traditional marriage ceremonies in Aceh Besar district due to factors, the lack of public understanding of the seumapa tradition. The government's and society's concern is that they want to do everything practically without taking a long time to carry out a tradition. The limitations of the practitioners of such traditions are that they are elderly so they are unable to carry out such activities.

Keywords: The Existence of Acehnese Speech Art Culture, Development of Media Technology and the Seumapa Seueng Samlakoe Tradition


Full Text:

PDF


DOI: https://doi.org/10.33143/jes.v9i2.3498

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


e-ISSN: 2615-5338
p-ISSN: 2442-4706

PRINCIPAL CONTACT

Direktorat Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (DPPM)
Universitas Ubudiyah Indonesia - Jl. Alue Naga Desa Tibang, Banda Aceh 23114, Indonesia
Phone: 0651-7555566
Fax: 0651-7555566
Email: dppm@uui.ac.id


This journal indexed by

Google SchoolarPortal Garuda