REINTERPRETASI ARSITEKTUR TRADISIONAL DALAM DESAIN MUSEUM BUDAYA LOKAL ACEH 2024
Abstract
Arsitektur tradisional merupakan representasi konkret dari nilai-nilai budaya, kepercayaan, serta cara hidup
masyarakat lokal yang telah teruji oleh waktu. Di Aceh, Rumoh Aceh sebagai rumah adat tidak hanya
memiliki nilai estetika, tetapi juga simbolisme dan filosofi mendalam yang merefleksikan identitas
masyarakat Aceh. Dalam konteks perancangan museum budaya lokal, penting untuk menghadirkan
bangunan yang tidak hanya berfungsi sebagai ruang pameran, tetapi juga menjadi simbol representasi
budaya daerah. Penelitian ini bertujuan mengeksplorasi konsep reinterpretasi arsitektur tradisional Aceh
dalam rancangan museum budaya lokal yang kontekstual dan relevan dengan kebutuhan masa kini. Metode
yang digunakan adalah pendekatan kualitatif dengan teknik studi literatur, observasi lapangan, analisis
elemen arsitektur tradisional, serta eksplorasi desain konseptual. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
elemen-elemen arsitektur tradisional seperti struktur panggung, bentuk atap limas, orientasi ruang, material
lokal, serta ornamen ukiran dapat diadaptasi secara kreatif dalam desain modern. Reinterpretasi dilakukan
bukan melalui duplikasi bentuk semata, tetapi melalui transformasi makna dan fungsi yang
mempertimbangkan aspek keberlanjutan, iklim tropis, teknologi konstruksi, dan kebutuhan ruang museum
kontemporer. Penerapan reinterpretasi ini mampu menciptakan museum yang tidak hanya fungsional dan
estetis, tetapi juga komunikatif secara kultural. Museum menjadi media edukatif yang tidak hanya
menampilkan artefak budaya, tetapi juga menampilkan arsitektur itu sendiri sebagai bagian dari narasi
budaya. Penelitian ini diharapkan menjadi referensi strategis bagi arsitek, perancang kebijakan, dan
pemangku budaya dalam merancang bangunan publik yang menghargai dan menghidupkan kembali nilainilai
arsitektur lokal.
Keywords
Full Text:
PDFReferences
Frampton, K. (1996). Studies in Tectonic
Culture: The Poetics of Construction in
Nineteenth and Twentieth Century
Architecture. MIT Press.
Falk, J. H., & Dierking, L. D. (2000).
Learning from Museums: Visitor
Experiences and the Making of Meaning.
AltaMira Press.
Ibrahim, M. (2018). “Simbolisme dalam
Arsitektur Tradisional Aceh: Kajian
Makna Filosofis pada Rumoh Aceh.”
Jurnal Arsitektur Nusantara, 7(2), 101–
Purnomo, H. (2021). “Museum sebagai
Media Edukasi Budaya dan Penguatan
Identitas Lokal.” Jurnal Citra Arsitektur,
(1), 27–38.
Rapoport, A. (1969). House Form and
Culture. Prentice-Hall.
Setiawan, D. (2020). “Reinterpretasi
Arsitektur Tradisional dalam Desain
Kontemporer di Indonesia.” Dimensi
Arsitektur, 48(1), 45–56.
Susanto, H. (2019). “Integrasi Nilai
Kearifan Lokal dalam Arsitektur
Modern: Studi Kasus Museum Tsunami
Aceh.” Jurnal Riset Arsitektur, 5(3), 71–
UNESCO. (2020). Operational
Guidelines for the Implementation of the
World Heritage Convention. World
Heritage Centre.
Wibowo, A. (2017). “Transformasi
Arsitektur Vernakular sebagai Strategi
Pelestarian Budaya.” Jurnal Lingkungan
Binaan Indonesia, 6(1), 1–10.
Yuliani, S. (2022). “Desain Museum
Budaya Berbasis Arsitektur Tradisional:
Studi Komparatif.” Jurnal Arsitektur
Tropis, 10(2), 89–102.
DOI: https://doi.org/10.33143/jics.v10i2.4924
Refbacks
- There are currently no refbacks.
This journal indexed by