EDUKASI KESEHATAN TENTANG PREMENSTRUAL SYNDROME PADA REMAJA PUTRI DI MAN 5 ACEH BESAR

Asmaul Husna, Faradilla Safitri

Abstract


Masalah kesehatan reproduksi di Indonesia perlu mendapat perhatian yang cukup karena masalah kesehatan reproduksi juga masalah kesehatan  yang akan berdampak pada kesehatan  lainnya.  Masalah kesehatan reproduksi salah satunya termasuk pada kaum remaja.  Masa remaja merupakan suatu fase  perkembangan yang dinamis dalam  kehidupan seorang individu.  Remaja  termasuk dalam kelompok penduduk  yang  perlu  mendapat perhatian  terhadap kesehatan reproduksi.  Remaja perlu mengenal tubuh dan organ reproduksi, perubahan fisik  dan psikologis, agar dapat melindungi diri dari resiko yang mengancam kesehatan dan keselamatan fungsi organ reproduksinya (Aryani, 2017). Remaja dikenal sebagai individu yang memiliki tahap perkembangan fisik (muncul tanda-tanda seksual) dan perubahan psikologi. Pada remaja putri, salah satu perkembangan fisik yang akan terjadi adalah proses menstruasi sebagai tanda telah berfungsinya ovarium. Menstruasi terjadi karena sel telur yang tidak dibuahi oleh sperma sehingga menyebabkan meluruhnya sel-sel endometrium dalam rahim. 

Kata kunci : Pengetahun pada remaja putri tentang premenstrual syndrome

Reproductive health problems in Indonesia need sufficient attention because reproductive health problems are also health problems that will have an impact on other health. One of the reproductive health problems, including adolescents. Adolescence is a dynamic phase of development in the life of an individual. Adolescents are included in the population group that needs attention to reproductive health. Adolescents need to know the body and reproductive organs, physical and psychological changes, in order to protect themselves from risks that threaten the health and safety of their reproductive organ functions (Aryani, 2017). Adolescents are known as individuals who have stages of physical development (sexual signs appear) and psychological changes. In adolescent girls, one of the physical developments that will occur is the menstrual process as a sign that the ovaries are functioning. Menstruation occurs when the egg is not fertilized by the sperm, causing the endometrial cells to shed in the uterus.

Keywords: Knowledge of adolescent girls about premenstrual syndrome


Full Text:

PDF

References


Afifah. H, N. (2020). Hubungan antara Pola Makan dan Asupan Karbohidrat dengan Kejadian Premenstrual Syndrome (PMS) pada Mahasiswi Program Studi S1

Kebidanan Universitas Brawijaya dengan Indeks Massa Tubuh (IMT) Normal.

Journal of Issues in Midwifery, Vol. 4 No. 1. Diakses 20 September 2021.

https://joim.ub.ac.id/index.php/joim/article/view/237/63

Aryani, R. (2017). Kesehatan Remaja: Problem dan Solusinya. Jakarta: Salemba Medika

Kusmiran, E. (2018). Kesehatan Reproduksi Remaja dan Wanita. Jakarta :Salemba

Medika

Putri, K. (2017). Hubungan Aktivitas Fisik dan Depresi dengan Kejadian Sindrom Pra

Menstruasi. Jurnal Ilmu Kesehatan, 1(1), 3, 21. Diakses 20 September 2021.

ojshafshawaty.ac.id/ index.php/jikes/article/viewFile/55/18.

Rasdiana, (2018). Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Gangguan Premenstrual

Syndrome Pada Mahasiswi Akper Yarsi Samarinda. Holistik Jurnal Kesehatan,

Volume 12, No.2, April 2018: 74-82. Diakses 20 September 2021.

http://ejurnalmalahayati.ac.id/index.php/holistik/article/view/154.

Susanti, H. D., et al. (2017). Hubungan Antara Tingkat Keparahan PMS dengan Tingkat Kecemasan dan Kualitas Tidur pada Remaja Putri. Jurnal Kesehatan Vol 3(1), 23–31. Diakses 21 September 2021. https://ejournal.stikeskepanjenpemkabmalang.ac.id/index.php/mesencephalon/article/view/32


Refbacks

  • There are currently no refbacks.