EDUKASI KESEHATAN TENTANG STATUS GIZI DALAM MENURUNKAN ANGKA KEJADIAN STUNTING DI MAN 5 ACEH BESAR
Abstract
Aceh menduduki peringkat tiga nasional untuk angka stunting balita, di bawah Nusa Tenggara Timur (NTT) dan Sulawesi Barat (sulbar). Saat ini, urainya, pemerintah gencar mengampanyekan gerakan pencegahan dan penanganan stunting. Sebab, prevalensi stunting bayi berusia di bawah lima tahun (balita) Indonesia pada 2018 sebesar 30,8%. Masalah kurang gizi dan stunting merupakan dua masalah yang saling berhubungan. Stunting pada anak merupakan dampak dari defisiensi nutrien selama seribu hari pertama kehidupan. Hal ini menimbulkan gangguan perkembangan fisik anak yang irreversible, sehingga menyebabkan penurunan kemampuan kognitif dan motorik serta penurunan performa kerja. Anak stunting memiliki rerata skor Intelligence Quotient (IQ) sebelas poin lebih rendah dibandingkan rerata skor IQ pada anak normal. Gangguan tumbuh kembang pada anak akibat kekurangan gizi bila tidak mendapatkan intervensi sejak dini akan berlanjut hingga dewasa Kegiatan ini dilaksanakan pada tanggal 15 Agustus 2022 dengan melakukan penyuluhan kesehatan di MAN 5 Aceh Besar dengan jumlah peserta 52 orang siswa MAN 5 Aceh Besar. Hasil dari kegiatan ini adalah menambah pengetahuan dan wawasan tentang status gizi dalam menurunkan angka kejadian stunting.
Kata Kunci : Stunting, Status Gizi
Aceh is ranked third nationally for stunting rates for children under five, after East Nusa Tenggara (NTT) and West Sulawesi (sulbar). Currently, he explained, the government is aggressively campaigning for stunting prevention and handling. This is because the prevalence of stunting in infants under five years old (toddlers) in Indonesia in 2018 was 30.8%. Malnutrition and stunting are two interrelated problems. Stunting in children is the result of nutrient deficiency during the first thousand days of life. This causes irreversible physical development disorders of children, causing a decrease in cognitive and motor abilities as well as a decrease in work performance. Stunting children have an average Intelligence Quotient (IQ) score of eleven points lower than the average IQ score for normal children. Impaired growth and development in children due to malnutrition if they do not get intervention early on will continue into adulthood. This activity was carried out on August 15, 2022 by conducting health education at MAN 5 Aceh Besar with 52 participants from MAN 5 Aceh Besar students. The result of this activity is to increase knowledge and insight about nutritional status in reducing the incidence of stunting.
Keywords: Stunting, Nutritional Status
Full Text:
PDFReferences
Aripin, A., Dwiriani, S. M., Meti, C., & Kolopaking, R. 2018. Asupan Gizi Mikro: Defisiensi Besi Dan Stunting Pada Anak Usia 6–23 Bulan Di Aceh, Indonesia. Widyakarya Nasional Pangan Dan Gizi (WNPG) “ Percepatan Penurunan Stunting Melalui Revitalisasi Ketahanan Pangan Dan Gizi Dalam Rangka Mencapai Tujuan Pembangunan Berkelanjutan.”
. Aridiyah, Okky Farah. Ninna Rohmawati, Mury Ririanty. 2015. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kejadian Stunting pada Anak Balita di Wilayah Pedesaan dan Perkotaan. e-Jurnal Pustaka Kesehatan, vol. 3 (no. 1) Januari 2015. Diakses tanggal 4 Juli 2022
Anugraheni, et al. 2012. Faktor Risiko Kejadian Stunting Pada Anak Usia 12-36 Bulan di Kecamatan Pati, Kabupaten Pati. Undergraduate thesis, Diponegoro University .http://eprints.undip.ac.id/3839 3/
Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kementerian Kesehatan RI. 2013. Riset kesehatan dasar (Riskesdas). Jakarta: Balitbang Kemenkes RI; 2013.
Batiro, B., Demissie, T., Halala, Y. & Anjulo, A. A.2017. Determinants of stunting among children aged 6-59 months at Kindo Didaye woreda, Wolaita Zone, Southern Ethiopia: Unmatched case control study. PLoS One 12, 1–15.
Candra A. 2013. Hubungan Underlying Faktors Dengan Kejadian Stunting pada Anak 1-2 th. Journal of Nutrition and Healt, Vol. 1, No.1. Diakses pada 4 Juli 2022 dari http://www.ejournal. undip.ac.id
Kementerian Kesehatan RI. 2016. Peraturan menteri kesehatan republik indonesia nomor 39 tahun 2016 tentang pedoman penyelenggaran program Indonesia sehat. Jakarta: Kemenkes RI; 2016
Kemenkes. 2018. Ini Penyebab Stunting Pada Anak. http://www. depkes.go.id/ article/ view/18052800006/ini-penyebab –stunting-pada-anak.html
Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/ Badan Perencanaan Pembangunan Nasional.2007. Rencana aksi nasional pangan dan gizi 2006-2010. Jakarta; 2007.
Nadiyah. 2014. Faktor Risiko Srtunting Pada Anak Usia 0-23 Bulan Di Provinsi Bali, Jawa Barat, Dan Nusatenggara Timur. Jurnal gizi dan pangan, Juli 2014, 9(2): 125-132
Dewi, Novianti Tysmala. Dhenok Widari. 2018. Hubungan Berat Badan Lahir Rendah dan Penyakit Infeksi dengan Kejadian Stunting pada Baduta di Desa Maron Kidul Kecamatan Maron Kabupaten Probolinggo. Jurnal: Amerta Nutr (2018) 373-381. Open acces tanggal 04 Juli 2022.
Welasih, B. . & Wirjatmadi, B. 2012. Beberapa faktor yang berhubungan dengan status gizi balita stunting. Tanaffos 11, 12–17
Wellina, W. F., Kartasurya, M. I. & Rahfilludin, M. Z.2016. Faktor risiko stunting pada anak umur 12-24 bulan. J. Gizi Indones. (ISSN 1858-4942) 5, 55–6
Refbacks
- There are currently no refbacks.