SOSIALISASI PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN PENYAKIT TIDAK MENULAR MELALUI GERAKAN HIDUP SEHAT PADA SISWA DI SMA NEGERI 14 ISKANDAR MUDA KOTA BANDA ACEH

Chairanisa Anwar, Finaul Asyura, Uswatun Hasanah

Abstract


Penyakit tidak menular (PTM) merupakan penyakit kronis yang tidak dapat ditularkan dari orang ke orang. Kematian akibat PTM diperkirakan akan terus meningkat di seluruh dunia, peningkatan terbesar akan terjadi di Negara menengah dan miskin. Penyakit Tidak Menular (PTM) juga penyakit yang tidak ditularkan dan tidak ditransmisikan kepada orang lain dengan bentuk kontak apapun, menyebabkan kematian dan membunuh sekitar 5 juta manusia setiap tahunnya. Pendekatan yang digunakan adalah dengan sosialisasi pada siswa SMA karena   remaja lebih mudah menerima apa yang disampaikan dibanding apa yang dicari. Sosialisas merupakan cara yang mudah dan efektif dalam sebuah penyampaian pesan. Tujuan pengabdian masyarakat ini untuk mendeteksi faktor risiko penyakit tidak menular, pada siswa SMA Negeri 14 Iskandar Muda Kota Banda Aceh. Jenis kegiatan yang dilakukan berupa sosialisasi kesehatan, oleh karena itu sosialisasi dan edukasi sangat penting dilakukan mengenai Penyakit Tidak Menular.

Kata Kunci: Penyakit Tidak Menular, Sosialisas


Non-communicable diseases (NCDs) are chronic diseases that cannot be transmitted from person to person. Deaths due to NCDs are expected to continue to increase throughout the world, with the largest increases occurring in middle and poor countries. Non-Communicable Diseases (NCDs) are also diseases that are not contagious and are not transmitted to other people by any form of contact, causing death and killing around 5 million people every year. The approach used is outreach to high school students because teenagers more easily accept what is conveyed than what is sought. Socialization is an easy and effective way of conveying a message. The aim of this community service is to detect risk factors for non-communicable diseases in students at SMA Negeri 14 Iskandar Muda, Banda Aceh City. The type of activity carried out is in the form of health outreach, therefore socialization and education are very important regarding Non-Communicable Diseases.

Keywords: Non-Communicable Diseases, Socialization

Full Text:

PDF

References


Adhania, C. C., Wiwaha, G., & Fianza, P. I. (2018). Prevalensi Penyakit Tidak Menular pada Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama di Kota Bandung Tahun 2013- 2015. Jurnal Sistem Kesehatan, 3(4), 204–211.

Darmawan, A. (2016). Pedoman Epidemiologi Penyakit Menular dan Tidak Menular. Jmj, 4(2), 195–202.

Efrida, & Nur, N. N. (2016). Faktor Risiko Perilaku Penyakit Tidak Menular. Majority,5(2), 88–94. http://juke.kedokteran.unila.ac.id/index.p hp/majority/ article/view/1082

Kalsum, U., Lesmana, O., & Pertiwi, D. R. (2019). Pola Penyakit Tidak Menular dan Faktor Risikonya pada Suku Anak Dalam di Desa Nyogan Provinsi Jambi. Media Kesehatan Masyarakat Indonesia, 15(4),338. https://doi.org/10.30597/mkmi.v15i4.7062

Kementerian Kesehatan RI. (2018). Laporan Nasional Riset Kesehatan Dasar. Riskesdas, 614.

Purdiyani BagianPendidikan Kesehatan dan Ilmu Perilaku, F. (2016). Pemanfaatan Pos Pembinaan Terpadu Penyakit Tidak Menular (Posbindu Ptm) Oleh Wanita Lansia Dalam Rangka Mencegah Penyakit Tidak Menular Di Wilayah Kerja Puskesmas Cilongok 1. JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e- Journal), 4(1), 2356–3346. http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm

Siswanto, Y., & Lestari, I. P. (2020). Pengetahuan Penyakit Tidak Menular dan Faktor Risiko Perilaku pada Remaja. Pro Health Jurnal Ilmiah Kesehatan, 2(1), 1 – 6.

Sudayasa, I. P., Rahman, M. F., Eso, A., Jamaluddin, J., Parawansah, P., Alifariki, L. O., Arimaswati, A., & Kholidha, A. N. (2020). Deteksi Dini Faktor Risiko Penyakit Tidak Menular Pada Masyarakat Desa Andepali Kecamatan Sampara Kabupaten 30994/jceh.v3i1.37

Trisnowati, H. (2018). Pemberdayaan Masyarakat untuk Pencegahan Faktor Risiko Penyakit Tidak Menular (Studi pada Pedesaan di Yogyakarta) Community Empowerment to Prevent. Risk Factors of Non Communicable Diseases ( Case in A Rural Communities of Yogyakarta). Jurnal MKMI, 14(1), 17–25.


Refbacks

  • There are currently no refbacks.