OPTIMALISASI LAYANAN KESEHATAN REPRODUKSI UNTUK PASANGAN USIA SUBUR MELALUI PENDEKATAN PARTISIPATIF DI DESA IE MASEN ULEE KAREENG KOTA BANDA ACEH
Abstract
Pasangan usia subur (PUS) dimana pasangan yang harus dapat menjaga kesehatan reproduksi. Pada kondisi normal, pasangan usia subur mudah memperoleh keturunan sehingga memerlukan atau membutuhkan pengaturan kesuburan, perawatan kehamilan dan pengetahuan bersalin yang aman. Beberapa faktor penghambat yang sering ditemukan di antaranya adalah kurangnya pemahaman masyarakat terhadap layanan kesehatan reproduksi, kendala ekonomi, serta minimnya keterlibatan masyarakat dalam program kesehatan yang ada. Kegiatan ini dilaksanakan pada hari minggu tanggal 15 September 2024 dengan jumlah peserta 30 orang pasangan usia subur. Hasil dari kegiatan ini adalah bahwa peningkatan akses dan kualitas layanan kesehatan reproduksi sangat penting untuk mendukung kesejahteraan pasangan usia subur di desa tersebut Dengan menerapkan pendekatan partisipatif, masyarakat dilibatkan secara aktif dalam perencanaan dan pelaksanaan program, tenaga medis, Ini meningkatkan komunikasi antara masyarakat dan penyedia layanan kesehatan serta membuat lingkungan yang lebih mendukung bagi pasangan usia subur untuk mendapatkan layanan yang mereka butuhkan.
Kata Kunci : Layanan Kesehatan reproduksi, Pasangan Usia Subur
Couples of childbearing age (PUS) are couples who must be able to maintain reproductive health. Under normal conditions, couples of childbearing age are easy to obtain offspring so they need or require fertility regulation, pregnancy care and safe childbirth knowledge. Some inhibiting factors that are often found include the lack of public understanding of reproductive health services, economic constraints, and the lack of community involvement in existing health programs. This activity was carried out on Sunday, September 15, 2024 with 30 participants of couples of childbearing age. The result of this activity is that improving access and quality of reproductive health services is very important to support the welfare of couples of childbearing age in the village By applying a participatory approach, the community is actively involved in the planning and implementation of the program, medical personnel, It improves communication between the community and health service providers and makes a more supportive environment for couples of childbearing age to get the services they need.
Keywords: Reproductive Health Services, Couples of Childbearing Age
Full Text:
PDFReferences
Aisyaroh 2012. Kesehatan Reproduksi Remaja. Jurnal Majalah Ilmiah Sultan Agung diterbitkan oleh Unissula.www.unissula.ac.id
Mubarak. 2012. Promosi Kesehatan Untuk Kebidanan. Jakarta: Salemba Medika
Kemenkes RI (2022) .Rencana Aksi Program Kesehatan Masyarakat Tahun 2020- 2025’, Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, h. 50.
Setiawati, E., Amran, V., Sari, N. (2019) .Pengetahuan Calon Pengantin tentang Pemeriksaan Kesehatan Pranikah di Kota Padang, Sumatera Barat. Jurnal Kesehatan Cehadum, 1(4).
Yeubun, I. Z. S., Noornia, A., & Ambarwati, L. (2020). The Effect of Jigsaw Cooperative Learning Methods on Mathematical Communication Ability Viewed Based on Student Personality. Formatif: Jurnal Ilmiah Pendidikan MIPA, 9(4).
Refbacks
- There are currently no refbacks.