POTENSI DAUN BELIMBING WULUH (Averrhoa bilimbi L.) SEBAGAI LARVASIDA ALAMI

Lian Varis Riandi, Yudha Fahrimal, Rinidar Rinidar, Siti Prawitasari Br. Hasibuan

Abstract


Abstrak

 

Nyamuk merupakan vektor atau penular beberapa jenis penyakit berbahaya yang dapat menyebabkan kematian seperti malaria, demam berdarah, chikungunya, dan kaki gajah. Popukasi nyamuk meningkat pada musim penghujan dikarenakan tersedianya tempat perindukan bagi nyamuk, seperti kaleng bekas, lubang di pohon, ban bekas, dan got yang dipenuhi sampah (Hadi dan Sofiana., 2000).

Tingkat efektifitas larvasida daun belimbing wuluh diuji pada larva Aedes sp. dan Culex sp. instar III, pengujian dilakukan pada 3 jenis kosentrasi yang berbeda yaitu 2 %, 4%, dan 6 %. Setiap kosentrasi ekstrak daun belimbing wuluh dilarutkan dengan menggunakan CMC (carboxymethyl cellulose) dan dimasukkan kedalam paper cup yang berisi aquadest sebanyak 100 ml, setiap gelas cup tersebut berisi 10 ekor larva. Tingkat larvasida ektrak daun belimbing wuluh dilihat dari jumlah larva yang mati pada jam 1, 2, 4 dan 24 jam. Sebagai kontrol positif menggunakan larutan abate 10% dan kontrol negatif menggunakan air suling dengan volume 100 ml.

Data dianalisis dengan analisis varian (ANAVA), jika hasil menunjukkan pengaruh yang nyata (P<0,05) maka dilanjutkan dengan uji BNT (Beda Nyata Terkecil). Setiap pengujian dilakukan Analisis Probit dengan program SPSS ver18.

Hasil pengujian larvasida ektrak daun belimbing wuluh (Averrhoa bilimbi L.) yang dilarutkan dengan metanol, etil asetat dan n-hexan yang uji pada larva nyamuk Aedes aegypti, Aedes albopictus dan Culex sp. dengan dosis 2%, 4% dan 6% dan diamati dalam 24 jam tidak terjadi kematian larva pada pengujian tersebut. Kematian larva pada pengujian ini tergantung dari kadungan kimia daun belimbing wuluh (Averrhoa bilimbi L.).

 

Kata Kunci: Larva, Daun belimbing wuluh, Larvasida


Keywords


Larva, Daun belimbing wuluh, Larvasida

Full Text:

PDF

References


Dinata, A. (2009). Basmi Lalat dengan Jeruk Manis. http://www.litbang.depkes.go.id/lokaciamis/artikel/lalat-arda.html Diakses 9 Oktober 2014.

Hadi UK & S. Soviana. (2000). Ektoparasit: Pengenalan, Diagnosis dan Pengendaliannya. Bogor: Laboratorium Entomologi Bagian Parasitologi dan Patologi FKH-IPB

Haditomo, I. (2010). Efek larvasida ekstrak daun cengkeh (syzygium Aromaticum l.) Terhadap Aedes aegypti. Skripsi. Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Kardinan, Agus. (1999). Pestisida Nabati: Ramuan Dan Aplikasi. PT. Penebar Swadaya. Bogor.

Novizan. (2002). Membuat dan Memanfaatkan Pestisida Ramah Lingkungan. Agro Media Pustaka, Jakarta. Hal: 37-40.

Nurhayati. (2013). Uji Efektivitas Larvasida Ekstrak Daun Belimbing Wuluh (Averrhoa bilimbi L.) Pada Aedes aegypti. Skripsi. Program Studi Pendidikan Dokter Universitas Malikussaleh, Lhokseumawe.

Oktavia, A., Suwondo., dan Elya Febrita. (2012). Efektifitas ekstrak buah belimbing wuluh (Averrhoa bilimbi L.) terhadap mortalitas larva Aedes aegypti. Skripsi. http://repository.unri.ac.id. Diakses 24 Maret 2014.

Parikesit, Mario. (2011). Khasiat dan manfaat belimbing wuluh. Stomata, Surabaya. Hal 1-13; 67-104.

Suyanto, F. (2009). Efek Larvasida Ekstrak Kulit Buah Manggis (Garcinia mangostana L.) Terhadap Larva Aedes aegypti L. Skripsi. Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret.

World Health Organization. (2005). Pencegahan dan Pengendalian Dengue dan Demam Berdarah Dengue.Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.




DOI: https://doi.org/10.33143/jhtm.v5i2.399

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


e-ISSN: 2615-109X
p-ISSN: 2442-4706

Principal Contact

Direktorat Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (DPPM)
Universitas Ubudiyah Indonesia - Jl. Alue Naga Desa Tibang, Banda Aceh 23114, Indonesia
Phone: 0651-7555566
Fax: 0651-7555566
Email: dppm@uui.ac.id

 

This work is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License