Tuberkulosis Paru dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi di Wilayah Kerja Puskesmas Darul Imarah, Kabupaten Aceh Besar, pada periode 2015-2016
Abstract
ABSTRAK
Tuberkulosis merupakan satu dari sepuluh penyebab kematian di dunia. Indonesia berada pada peringkat ketiga tuberkulosis terbanyak pada tahun 2015 setelah China dan India. Tuberkulosis masih merupakan masalah yang besar di negara berkembang. Hasil survey di Puskesmas Darul Imarah pada tahun 2016 didapatkan bahwa jumlah penderita tuberkulosis meningkat dari tahun sebelumnya menjadi 42 orang, dimana 2 diantaranya merupakan kasus kambuh, 2 meninggal dan 1 TB ekstra paru. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor yang berpengaruh terhadap kejadian tuberkulosis paru. Penelitian ini merupakan penelitian mix methods KUANtitatif-kualitatif dengan rancangan penelitian case control. Sampel di ambil secara simple random sampling dengan jumlah sampel 1:1 yaitu 41 kasus dan 41 kontrol. Uji statistik yang digunakan adalah Chi Square Test dengan taraf kepercayaan 95% dan analisis multivariat regresi logistik dengan metode enter. Hasil penelitian menunjukan bahwa ada dua variabel yang berpengaruh terhadap kejadian tuberkulosis paru yaitu luas ventilasi dengan nilai p=0,008 dan OR=3,801 (95%CI:1,245-12,393) dan variabel kebiasaan merokok dengan nilai p=0,004 dan OR=10,676 (95%CI :2,120-53,748). Hasil analisis multivariat menunjukan bahwa variabel yang berpengaruh paling dominan adalah kebiasaan merokok dengan nilai p=0,008 dan nilai OR=9,822 (95%CI:1,833-52,614). Prediksi/probabilitas seseorang apabila memiliki kebiasaan merokok berat, luas ventilasi rumah dan pencahayaan rumah yang tidak memenuhi syarat beresiko terkena tuberkulosis paru sebesar 81.9%. Diharapkan kepada petugas puskesmas untuk dapat membuat penyuluhan mengenai tuberkulosis serta dapat menghilangkan stigma mengenai tuberkulosis di masyarakat, sehingga dapat membantu program DOTS dalam menemukan kasus baru TB di masyarakat agar penanggulangan TB dapat berjalan dengan baik
Keywords
Full Text:
PDFReferences
(1) Atmosukarto, Sri Soewati, (2000). Pengaruh Lingkungan Pemukiman dalam Penyebaran Tuberkulosis, Jakarta, Media Litbang Kesehatan, Vol 9 (4), Depkes RI
(2) BPS Aceh Besar (2016). Kabupaten Aceh Besar Dalam Angka. Badan Pusat Statistik Kabupaten Aceh Besar
(3) Creswell W. John. (2010). Research Desain Pendekatan Kualitatif, Kuantitatif dan Mixed. Yogyakarta : Pustaka Belajar
(4) Crofton, J, Home, N, Miller, F. (2002). TB Klinik (Terjemahan). Jakarta : Widya Medika
(5) Dahlan, M. Sopiyuddin (2008). Statistik untuk kedokteran dan kesehatan :deskriptif, bivariat dan multivariate dilengkapi dengan menggunakan SPSS. Ed. 3.Surabya : Salemba Medika
(6) Danusantoso, Halim. (2014). Buku Saku Ilmu Penyakit Paru. Jakarta : EGC
(7) Depkes RI. (2009). Buku Saku Kader Program Penanggulangan TB. Direktorat Jendral Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan Departemen Kesehatan Republik Indonesia.
(8) Gunawan, Rudy. (2009). Rencana Rumah Sehat. Yogyakarta : Kanisius, p. 38
(9) Kemenkes RI. (2011). Strategi Nasional Pengendalian TB di Indonesia 2010-2014. Direktorat Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan
(10) Kemenkes RI. (2017). Kegiatan Survey Prevalensi TB di Indonesia Diapresiasi WHO. Maret 06, 2017. http://www.depkes.go.id/index.php?txtKeyword=survey+prevalensi+TB&act=searchaction&pgnumber=0&charindex=&strucid=&fullcontent=&CALL=1&C1=1&C2=1&C3=1&C4=1&C5=1
(11) Kurniasari, Ayu Setia Ryana., et. Al. (2012). Faktor Resiko Terjadinya Tuberkulosis Paru di Kecamatan Batu Retno Kabupaten Wonogiri. Media Kesehatan Masyarakat Indonesia, 11, 198-204.
(12) Muttaqin, Arif. (2008). Buku Ajar Asuhan Keperawatan Klien dengan Gangguan Sistem Pernafasan. Jakarta : Salemba Medika
(13) Nurwanti, Wahyono Bambang. (2016). Hubungan antara Faktor Penjamu (Host) dan faktor lingkungan dengan kejadian tuberkulosis Paru kambuh Di Puskesmas Se-Kota Semarang. Public Helath Perspective Journal, 1: 77-87
(14) Peraturan Menkes RI No.1077/Menkes/Per/V/2011. ( 2011). Pedoman Penyehatan Udara Dalam Rumah. Jakarta: Departemen Kesehatan Republik Indonesia,
(15) Profil Kesehatan Aceh (2015). Dinas Kesehatan Provinsi Aceh Bidang Program dan Pelaporan Seksi data dan Informasi.
(16) Sarwani, SR Dwi, dkk. (2012). Merokok dan Tuberkulosis Paru. Prosiding Seminar Nasional Kesehatan, 1-14.
(17) Sayuti, Jalaludin (2013). Asap Sebagai salah Satu Faktor Resiko Kejadian TB Paru BTA Positif. Seminar Nasional Informatika Medis, IV, p.14
(18) Widoyono, (2005). Penyakit Tropis Epidemiologi, Penularan, Pencegahan, & Pemberantasan. Jakarta : Erlangga
(19) Wijaya, Agung Ari. (2012) . Merokok dan Tuberkulosis. Jurnal Tuberkulosis Indonesia, 8 : 18-23
(20) World Health Organization (2015).Global Tuberculosis Report. Februari 14,2017.http://www.who.int/gho/tb/en
(21) World Health Organization (2016). WHO Global TB Report 2016. Februari 14,2017. http://www.who.int/gho/tb
DOI: https://doi.org/10.33143/jhtm.v5i2.573
Refbacks
- There are currently no refbacks.
e-ISSN: 2615-109X
p-ISSN: 2442-4706
Principal Contact
Direktorat Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (DPPM)
Universitas Ubudiyah Indonesia - Jl. Alue Naga Desa Tibang, Banda Aceh 23114, Indonesia
Phone: 0651-7555566
Fax: 0651-7555566
Email: dppm@uui.ac.id
This work is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License