PENDAMPINGAN MAHASISWA KEBIDANAN DALAM SKRINING SDIDTK PADA ANAK USIA 0-6 TAHUN DI PAUD-TK ASH SHAFIYAH KABUPATEN BIREUEN
Abstract
Pemantauan tumbuh kembang anak merupakan salah satu kegiatan utama program perbaikan gizi, yang menitikberatkan pada upaya pencegahan dan peningkatan keadaan gizi anak. Stimulasi, Deteksi, Intervensi Dini Tumbuh Kembang (SDIDTK) perlu dilakukan agar tidak terjadi keterlambatan dalam penanganan masalah tumbuh kembang anak. Berdasarkan data yang diperoleh pada PAUD-TK Ash Shafiyah, pelaksanaan skrining tumbuh kembang anak sudah dilakukan secara rutin. Beberapa anak diantaranya mengalami permasalahan tumbuh kembang seperti hiperaktivitas, gangguan autisme, speech delay (keterlambatan berbicara), dan stunting. Metode yang digunakan dalam kegiatan skrining SDIDTK meliputi pengukuran berat badan dan tinggi badan, lingkar kepala, pengukuran status gizi, pemantauan perkembangan motorik halus dan kasar, berbicara dan berbahasa, sosial kemandirian, TDL, TDD, mental emosional, autis, dan hiperaktif. Pemeriksaan dilakukan selama kurang lebih 30 menit, jika ditemukan gangguan maka hasil pemeriksaan akan langsung disampaikan pada guru, untuk selanjutnya diteruskan pada orangtua anak masing-masing, yang selanjutnya ditindaklanjuti oleh dokter atau pihak puskesmas. Hasil yang diperoleh dari kegiatan ini adalah 80% anak balita dan prasekolah perkembangannya sesuai, dan 20% anak perkembangannya meragukan.
Kata Kunci: Pendampingan, SDIDTK, Balita, Prasekolah
Monitoring child growth and development is one of the main activities of the nutrition improvement program, which focuses on efforts to prevent and improve children's nutritional status. Stimulation, Detection, Early Intervention for Growth and Development (SDIDTK) needs to be done so that there is no delay in handling child development problems. Based on the data obtained at the Ash Shafiyah PAUD-TK, screening for child growth and development has been carried out routinely. Some of these children experience growth and development problems such as hyperactivity, autism disorders, speech delays, and stunting. The methods used in SDIDTK screening activities include measuring body weight and height, head circumference, measuring nutritional status, monitoring fine and gross motor development, speech and language, social independence, TDL, TDD, mental emotional, autism, and hyperactivity. The examination is carried out for approximately 30 minutes, if disturbances are found, the results of the examination will be immediately conveyed to the teacher, to then be forwarded to the parents of each child, which will then be followed up by the doctor or the puskesmas. The results obtained from this activity are 80% of toddlers and preschoolers whose development is appropriate, and 20% of children whose development is doubtful.Â
Keywords: Assistance, SDIDTK, Toddlers, Preschools
Â
Full Text:
PDFReferences
BPS. (2019). Profil Anak Indonesia 2018. Jakarta: Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan perlindungan Anak dan Badan Pusat Statistik.
Child Mind Institute. https://childmind.org/guide/developmental-milestones/
Diakses pada 22 Juni 2022
Hidayat, A.A. (2009). Pengantar Ilmu Kesehatan Anak untuk Pendidikan Kebidanan. Jakarta : Salemba Medika.
Kemenkes RI. (2016). Pedoman Pelaksanaan Stimulasi, Deteksi dan Intervensi Dini Tumbuh Kembnag Anak di Tingkat Pelayanan Kesehatan Dasar. Jakarta: Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.
Kusnandar, Viva Budy. (2021). Anak Balita di Jawa Barat Terbanyak Nasional. Diakses melalui: https://databoks.kata.co.id/ tanggal 06 Juni 2022
Maryam, Siti, dkk. (2021). Pemberdayaan Orangtua dalam Stimulasi, Deteksi dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang Anak di Masa Pandemi Covid-19. Jurnal Pengabdian Masyarakat Universitas Tulungagung (JANITA).
Soetjiningsih dan Ranuh, G. (2013). Tumbuh Kembang Anak Ed 2. Jakarta: EGC.
Sulistyawati, A. (2014). Deteksi Tumbuh Kembang Anak. Jakarta Selatan: Salemba Medika.
Refbacks
- There are currently no refbacks.